Minggu, 28 Juni 2020

Bersepeda Jadi Gaya Hidup Saat Ini

Berkebun Metode Tanam Hidroponik, Hobi Baru Saat Pandemi

6 Teknik Hidroponik Mudah yang Dapat Dilakukan di Rumah
sumber gambar : 99.co

Bekasi - Banyak sekali hal-hal baru yang dapat kita lakukan di saat pandemi ini. Hal-hal serupa akan terus dilakukan berulang saat berada dirumah saja. Seperti bermain game, nonton film, work form home, makan, rebahan. Tapi, pernah gak berfikir untuk memulai kegiatan baru yang belum pernah kita lakukan dan kegiatan tersebut juga bisa menjadi hobi baru yang positif loh... 

Berkebun menjadi hobi yang sedang tren saat pandemi ini. Banyak orang yang mulai melakukan kegiatan ini untuk mengisi hari-hari mereka saat berda dirumah dengan hal-hal yang positif. 

Tapi, metode berkebun yang sedang tren saat ini sangat berbeda dari berkebun biasanya yang memerlukan lahan yang luas. Metode berkebun yang satu ini, tidak perlu memerlukan lahan yang luas, tidak membeli tanah sebagai lahan untuk menaman, dan yang pasti kita bisa melakukannya dirumah dengan lahan seadanya. Yaitu dengan metode hidroponik.

Hidroponik adalah metode menanam tanaman tanpa tanah dan menggantinya dengan air. Kok bisa ?
Karena Kunci dari pertumbuhan tanaman ini adalah nutrisi dan mineral. Jadi, kita bisa menambahkan nutrisi mineral yang dibutuhkan kedalam persediaan air tanaman. 

Selain menjadi hobi baru bagi banyak orang, menanam dengan metode hidroponik ini juga banyak diminati untuk tujuan komersial. Dengan menanam dengan metode hidroponik, hasil panen akan lebih cepat. Tapi, saat melakukan metode ini, kita juga harus memperhatikan beberapa aspek lain, yaitu ketepatan dalam pemberian nutrisi, intensitas cahaya, dan juga suhu di sekitar tanaman tumbuh.

Memang tidak mudah untuk menanam tanaman dengan metode hidroponik ini. Perlu ekstra sabar dan hati-hati untuk merawatnya. 
Jadi, sudah menemukan hobi baru apa di masa pandemi ini? Kalau belum, berkebun dengan metode tanam hidroponik bisa jadi hobi baru kalian.



Pemimpin Redaksi     : Syonia Rahmadani
Redaktur Pelaksana : Salza Nabila S
Redaktur                 : Salsa Devia
Reporter                 : Sarah Dwi Septiani

Dosen Pembimbing Mata Kuliah Media Online : Metha Madonna, S.Sos., M.I.Kom

OLAHRAGA YANG COCOK DILAKUKAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

sumber: womenshealthmag.com

Meski harus melakukan WFH, bukan berati kita tidak bisa bebas melakukan berbagai kegiatan lainnya, termasuk kegiatan olahraga. Apalagi faktor utama yang membuat kita tak mudah terpapar virus seperti corona adalah tubuh kita dalam keadaan fit dan sehat. karena itu dengan rutin melakukan olahraga harus dijalani. Dilansir dari reuters dan Laman Her Beauty, setidaknya ada enam macam olahraga yang bisa dilakukan oleh mereka yang melakukan isolasi mandiri maupun yang bekerja di rumah.

1. Yoga

Yoga termasuk pilihan olahraga yang bisa kita lakukan di rumah. Untuk menghindari risiko cedera karena tak ada pelatih yang mengawasi, kita tak perlu melakukan gerakan yang rumit. Cukup lakukan beberapa gerakan yoga simpel yang sudah dipelajari sendiri. Melakukan yoga sederhana juga salah satu solusi untuk tetap sehat. Anda bisa mencoba beberapa gerakan sederhana di rumah seperti, tree pose, cat-cow, dan mountain pose.

2. Jogging

Jogging atau berlari tidak hanya bisa dilakukan di tempat umum atau di luar rumah, kita juga bisa melakukan jogging di rumah dengan berlari di tempat atau menggunakan treadmill.

3. Aerobik atau Zumba

Olahraga seperti zumba atau aerobik memang lebih menyenagkan kalau dilakukan beramai-ramai saat berada di tempat latihan. Bukan berarti dua olahraga ini tidak bisa kita lakukan dirumh, apalagi disaat melakukan isolasi mandiri. Aagar tetap menyenangkan dan semangat, putar lagu dan panduan aerobik atau zumba di televisi atau gawai anda untuk memberikan suasana yang mirip dengan di tempat latihan. Lakukan kurang lebih selama 30 menit setiap sore hari untuk mendapatkan hasil olahraga yang maksimal.

4. Skipping atau lompat tali

Olahraga yang satu ini juga bisa menjadi solusi untuk melakukan olahraga dirumah, karena olahraga lompat tali ini merupakan hal yang mudah dan simpel. Skipping atau lompat tali bisa kita lakukan di dalam rumah dan tetap bisa membuat kita mengeluarkan keringat dan meregangkan otot. Untuk melakukan olahraga ini lakukan peregangan otot terlebih dahulu. Jika kita kuat, kita bisa melakukannya 15 sampai 20 menit per hari.

5. Olahraga Kardio

Olahraga kardio dikenal efektif untuk menurunkan berat badan, menjaga sistem kekebalan tubuh, serta melindungi dari penyakit jantung dan lain-lainnya. Olahraga ini bisa kita lakukan dirumah tanpa peralatan. Beberapa gerakan yang bisa kita coba seperti, high kness yaitu gerakan yang dilakukan dengan menggerakkan otot utama pada bagian paha dan betis pada kecepatan tertentu. Lalu, ada burpee, yaitu olah gerak keseluruhan tubuh. Burpee terdiri dari gerak jongkok, tendang kedua kaki ke belakang, push-up, kembali melakukan squat dan terakhir berdiri sambil berloncat. Kalau lima gerakan ini dilakukan dengan benar, seluruh tubuh  akan bergerak dan esensi olahraga benar-benar dilakukan.

6. Menari

Kalau bosan melakukan 5 hal tersebut kita bisa melakukan menari. Cukup putar musik favorit sebagai pengiring gerakan-gerakan kita sendiri. Menari juga bisa menjadi solusi lain untuk tetap bergerak dan hidup sehat saat berada dirumah.



Pemimpin Redaksi : Syonia Rahmadani
Redaktur Pelaksana : Salza Nabila S
Redaktur : Sarah Dwi Septiani
Reporter : Slasa Devia

Dosen pembimbing Matakuliah : Metha Madonna, S.Sos,M.I.Kom

Waspada, Jurnalisme Provokasi Cederai Keamanan Berdemokrasi

RILIS OPINI:


Oleh : Metha Madonna


DEMOKRASI pancasila memberi ruang cukup besar bagi tumbuh kembangnya aspirasi
masyarakat dalam upaya membangun negeri melalui saluran (kanal) konstitusi seperti MPR,
DPR, DPRD atau kontak-kontak pengaduan langsung yang dibuka institusi Pemerintah atau
lewat kanal alternatif seperti media massa maupun media sosial.
Belakangan, kanal alternatif seperti media sosial dinilai lebih aktif untuk
menyampaikan aspirasi publik. Birokrat atau pihak-pihak yang disasar kririk dan keluhan via
media sosial seperti facebook, twitter dan Whatsapp, terlihat jauh lebih responsif walau
belum tentu soal tindaklanjutnya.Aksi responsif birokrat, tokoh atau pihak atas kebijakan atau
peristiwa yang jadi ‘trending topic’ adalah dampak budaya bermedia sosial di masyarakat.
Pada saat bersamaan, kanal-kanal konstitusional terkesan lamban dan tak banyak
berperan bahkan dianggap menimbulkan masalah.Aspirasi publik dengan muatan
kepentingan golongan, kelompok maupun individu mengalir deras di media sosial dalam
penyampaian berbentuk kritik, harapan hingga ratapan. Baik berbahasa santun, terstruktur,
simpatik atau sebaliknya, kotor, serampangan dan menimbulkan kebencian sebagaimana
halnya fenomena berita bohong (hoaks).
Celakanya aspirasi atau motif tersembunyi lainnya yang disampaikan dengan cara-
cara negatif, tidak santun dan cenderung mengobarkan kebencian tidak lagi berada di area
media sosial. Muatan negatif atau disebut provokasi telah merambah di media online
sebagaimana diungkapkan oleh Nazarova, E. A. (2017) dalam jurnalnya yang berjudul
‘Provocations In The Media and Their Perception By The Youth Audience’.
Barangkali muncul pertanyaan memangnya kenapa dengan media online? Pastinya
kelompok media ini sebelumnya berasal dari berbagai media konvensional (cetak dan
elektronik) yang hijrah mengikuti arus digitalisasi jaringan terintegrasi global (internet).
Media mainstream ini bermetamorfosis menjadi e-paper, e-magazine atau radio dan televisi
streaming.
Misalnya seperti surat kabar Kompas untuk saling mendukung menghadirkan Kompas
e- paper dan Kompas.com, surat kabar Republika dilengkapi Republika.co.id dan surat kabar
Rakyat Merdeka dilengkapi dengan Rakyatmerdeka.co.id serta surat kabar Jawa Pos dengan
JawaPos.com dan JPNN.com.
Intinya media online adalah perusahaan atau lembaga penyiaran berbadan hukum atau
minimal punya pemahaman yang cukup mengenai kode etik dan hukum pers yang basis
fundamentalnya adalah independensi.

Kalaupun kemudian lahir media-media online baru dan mandiri sebagai tuntutan era
konvergensi seperti Detik.com, Vivanews.com, Kumparan.com, Okezone.com dan
sebagainya tentunya menjadi tanggungjawab owner, pengelola maupun karyawan perusahaan
media online bersangkutan agar mengedepankan asas independensi pers. Termasuk juga
media online tak berbadan hukum yang tidak terverifikasi di Dewan Pers atau asosiasi
jurnalis.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dewan Pers jumlah media massa baik cetak,
elektronik maupun online 2016 yang terdaftar sebanyak 1645 media yang terbagi menjadi
beberapa bagian, untuk media yang sudah terverifikasi administrasi dan faktual berjumlah 76
media, terverifikasi administrasi sebanyak 289 media, dan sebanyak 1280 media belum
terverifikasi.

Jurnalisme Provokasi
Munculnya jurnalisme provokasi tidaklah serta merta terjadi, melainkan sebagai ujung
ranting dari sebuah proses propaganda politik atau doktrinasi melalui media. Sebagaimana
terjadi di negara Eropa Timur seperti Rusia dan Polandia dimana pemberitaan media
berupaya memengaruhi sikap dan loyalitas rakyat terhadap kondisi negara termasuk orientasi
hidup dan ideologi seperti termuat dalam Poland’s Journalisists; Professionalism and
Politics (Jane Leftwich Curry, 2009).
Jurnalisme provokasi di Tanah Air diawali saat kran kebebasan pers terbuka oleh
momentum reformasi 1998. Euforia kemerdekaan pers dari keterkekangan selama rezim Orde
Baru telah membuat pers mengeksploitasi segala konflik yang terjadi di masyarakat secara
gamblang, kritis dan tajam, namun disampaikan secara dramatis, bombastis dan tendesius
bahkan cenderung menghujat dengan harapan memancing emosi khalayak.
Selanjutnya era reformasi yang didukung terjadinya digitalisasi media berbasis
internet menjadi lahan subur jurnalisme provokasi yang ideal. Tiada lagi kontrol penguasa,
kian diabaikannya kode etik, sementara masyarakat juga tidak mampu membedakan media
online dengan kemerdekaan liar media sosial.
Fenomena jurnalisme provokasi telah bermunculan pada saat Pemilihan Presiden
(Pilpres) 2014 ketika mempertemukan pasangan capres-cawapres Joko Widodo – Jusuf Kalla
dengan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa. Saat itu marak kampanye negatif (black
campaign) bertebaran di media sosial maupun media online yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Puncaknya justru ketika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 dimana
pemberitaan bermuatan provokasi bak air bah di media online mupun konvensional.
Utamanya pemberitaan berbasis sentimen Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA)
yang bermula Ahok terpeleset kasus penistaan Agama Islam dan Al Qur’an.

Derasnya pemberitaan menghujat dan menuntut Ahok di media online, nyatanya tidak
kalah gencar dengan artikel pembelaan oleh kelompok Pro-Ahok, dalam penyampaian sama-
sama dituangkan dalam bentuk provokatif, saling menjatuhkan dan emosional.
Jika diamati saat ini peristiwa konflik yang ada di masyarakat sering terjadi. Ketika
peristiwa konflik terjadi biasanya akan selalu banyak media yang meliput, karena isu ini
dianggap ‘seksi’ bagi insan pers. Sebab peristiwa yang mengandung konflik adalah salah satu
peristiwa yang dianggap layak untuk dijadikan berita. Konflik dianggap punya nilai berita
tinggi karena biasanya menimbulkan kerugian atau korban (Ben Abidin Santosa, 2017).
Pemberitaan berbasis konflik SARA yang masif dan agresif di media online, ditambah
panasnya perseturuan media sosial tentunya sangat dikhawatirkan dapat menjadi pemicu
semakin meluas dan berkepanjangan konflik. Maka perlu diperhatikan fenomena jurnalisme
provokasi yang mengancam keamanan berdemokrasi.

Waspada Jelang Pilpres 2019
Pastinya jurnalisme provokasi tidaklah semata berasal dari pihak penantang, oposisi
atau kelompok yang kecewa dengan pemerintah petahanan (incumben). Provokasi dalam
bentuk propaganda atau doktrinasi telah melekat dengan kekuasaan otoriter di rezim masa
lalu, jadi peluang saling memprovokasi oleh media massa pendukung salah satu kontestan
Pilpres 2019 bisa saja terjadi.
Tentunya perlu perumusan kriteria definisi dan serangkaian langkah identifikasi
lainnya guna mendeteksi dini munculnya jurnalisme provokasi berbasis sentimen SARA di
Pilpres 2019.
Jika tidak, fenomena pemberitaan atau jurnalisme provokasi dapat mencederai
keamanan berdemokrasi di Tanah Air.
Setidaknya melalui tulisan ini serta riset yang tengah penulis lakukan di Pusat Kajian
Keamanan Nasional (Puskamnas) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya membangkitkan
sensor-sensor kepekaan nurani agar setiap insan jurnalis, media massa serta pihak-pihak yang
terlibat lainnya agar selalu mengedepankan unsur kemanusiaan, menjaga persaudaraan antar
umat beragama serta menjaga keutuhan persatuan bangsa dalam bingkai NKRI


KETERANGAN:
Penulis adalah penerima di Hermawan Sulistyo Fellowship Award (HSFA) 2018 sekaligus
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Media Online
Nama : Metha Madonna, S.Sos, M.I.Kom

Sabtu, 27 Juni 2020

Meningkatkan Imunitas Dengan Konsumsi Buah dan Sayur Sehari - Hari



Dimasa pandemi ini kesadaran kita dalam menjaga kesehatan sangatlah penting. Tidak hanya dengan menjaga kebersihan kita juga dituntut untuk meningkatkan imunitas guna mencegah terpapar oleh virus Covid-19 ini. Berbagai upaya dilakukan banyak orang mualai dari berolahraga hinggq minum vitamin. Namun ada satu hal yang tidak boleh kita lupakan yaitu mengatur pola makan dan asupan nutrisi kita untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang seimbang.


Menjaga pola makan 4 sehat 5 sempurna kini menjadi penting. Namun tidak bisa dipungkiri kebiasaan sehari hari memakan makanan cepat saji masih saja menjadi pilihan banyak orang. Dengan alasan bosan makan makanan rumah yang itu itu saja atau yang sudah menjadi kebiasaan sehari harinya. Atau bahkan orang orang yang memang tidak suka mengkonsumsi buah dan sayur karna rasanya yang tidak bisa di terima oleh lidahnya. 


Lalu bagaimana cara agar tetap dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan serat sehari-hari? Ada begitu banyak resep untuk mengolah sayur dan buah untuk kita nikmati sehari hari. Memang mengolah berbagai resep sendiri akan memakan banyak waktu, butuh kreatifitas dan yang pasti belum tentu resep yang dicoba selalu berhasil. Lalu apakan ada solusi lain?




Ini lah jawaban atas keresahan masyarakat saat ini untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan serat sehari hari dengan mudah, praktis dan tentu saja nikmat. Healthily menghadirkan produk yang sangat praktis untuk dikonsumsi oleh masyarakat saat ini. Healthily memiliki dua produk unggulan yaitu cold press juice dan infused water. Dengan berbagai varian rasa dan komposisi buah dan sayur yang pastinua sehat dan praktis karna dikemas dalam botol kaca yang hany perlu disimpan di lemari pendingin dan dapat dinikmati dimanapun dan kapan pun. Jadi tidak ada lagi alasan untuk tidak mengkonsumsi buh dan sayur, karna healthily Praktis dan pastinya sehat. 




Pemimpin Redaksi      : Salsa Devia Nabila

Redaktur Pelaksana    : Salza Nabila

Redaktur                     : Syonia Rahmadani

Reporter                      : Sarah Dwi Septiani


Dosen pembimbing Matakuliah : Metha Madonna, S.Sos, M.I.Kom




Jumat, 26 Juni 2020

Bersepeda Sehat dan Aman Saat New Normal

sumber gambar : okezone.com


Bekasi – Bersepeda kini tengah popular dikalangan masyarakat. Banyak masyarakat yang mulai bersepeda saat setelah diberlakukannya new normal.

Olahraga memang sangat dibutuhkan dimasa pandemi sekarang ini. Demi tetap menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, masyarakat bisa melakukan serangkaian kegiatan olahraga dirumah sesuai dengan anjuran pemerintah.

Masyarakat banyak yang memilih bersepeda ditengah pandemi saat ini. Tak heran, kini bersepeda menjadi tren baru di kalangan masyarakat saat new normal.

Akan tetapi, saat bersepeda kita tetap harus memperhatikan protokol kesehatan agar kesehatan tetap terjaga dan tidak terpapar virus COVID-19. Apa saja sih, yang harus kita perhatikan saat bersepeda di masa new normal?. 

Pertama, kita harus tau kondisi kesehatan kita pribadi. Pastikan kita tidak sedang sakit saat mau bersepeda. Karena kalau kondisi tubuh kita lemah, penyakit akan mudah menyerang.

Kedua, pakai masker saat bersepeda. Sesuai dengan anjuran pemerintah, apabila melakukan kegiatan diluar rumah kita harus menggunakan masker. Bawalah masker cadangan sebagai ganti ketika masker yang kita pakai terkena keringat.

Ketiga, tetap harus jaga jarak saat bersepeda. Demi meminimalisir terjangkirnya virus, kita tetap harus menjaga jarak saat bersepeda. Hindari rute-rute yang ramai orang dan tidak berhenti atau beristirahat ditempat ramai.

Keempat, membawa air minum sendiri. Pastikan kalian membawa air minum sendiri saat bersepeda, selain kalian tidak perlu berhenti di warung atau di minimarket saat bersepeda yang pasti cara ini lebih hemat dan lebih sehat.

Kelima, bersihkan diri kalian setelah bersepeda. Kegiatan diluar rumah saat pandemi sekarang ini memang memiliki resiko terpaparnya virus COVID-19. Maka dari itu setelah kalian beraktifitas di luar rumah seperti bersepeda, kalian harus membersihkan diri kalian. Agar virus-virus yang kita bawa tanpa kita sadari tidak masuk kedalam rumah.

Dengan ini, bersepeda ditengah pandemi akan tetap aman. Walaupun kegiatan ini dilakukan diluar rumah, tetap harus memperhatikan protokol kesehatan ya..

 


 

Pemimpin Redaksi      : Salsa Devia

Redaktur Pelaksana    : Salza Nabila

Redaktur                     : Syonia Rahmadani

Reporter / Penulis       : Sarah Dwi Septiani


Dosen Pembimbing Mata Kuliah Media Online   : Metha Madonna, S.Sos, M.I.Kom 


Bersepeda Jadi Gaya Hidup Saat Ini