Jalani Kuliah Dari Rumah

Bekasi - Merebaknya virus Covid-19 di Indonesia mengharuskan seluruh masyarakatya untuk tetap berada dirumah. Sudah sekitar tiga bulan lebih masyarakat Indonesia menerapkan sistem Work From Home (WFH) sesuai anjuran pemerintah sebelum berlakunya sistem New Normal. Tetapi, sistem Work From Home (WFH) masih berlaku bagi seluruh jenjang pendidikan di Indonesia. 

Pemerintah masih belum memperbolehkan seluruh sekolah untuk melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya dan masih menerapkan sistem belajar online yang dilakukan dirumah saja. Tak terkecuali bagi pendidikan tinggi yang masih menjalankan kuliah daring (online).

Kuliah online yang dilakukan dirumah saja membuat banyak mahasiswa merasa bosan, karena tidak bisa berjumpa dengan teman-teman mereka dikampus. Ditambah lagi, kita tidak bisa menerima materi yang disampaikan oleh dosen sebaik pada saat bertatap muka. 

Tri Prasetyo, seorang mahasiswa yang sedang mengeyam pendidikan disalah satu perguruan tinggi swasta di Bekasi berbagi pendapat serta pengalamannya selama menjalani kuliah online dirumah. Menurutnya, kuliah online kurang efektif karena tidak ada pertemuan langsung atau tatap muka dan masih banyak kendala yang terjadi pada saat jam kuliah sedang berlangsung.

"Lebih efektif menggunakan metode kuliah tatap muka, karena tingkat hambatannya lebih sedikit dibandingkan kuliah daring. Salah satu kendala dari kuliah daring adalah sinyal. Kalau misalnya tatap muka, kita gak perlu sinyal dan bisa mendapatkan ilmu secara langsung dari dosen. Sedangkan kuliah daring, kita perlu memerlukan sinyal yang kuat. Jika tidak, itu akan menghambat kuliah kita," jelas Tri Prasetyo, Kamis (18/6/2020).

Pras juga menjelaskan, kendala lain pada saat menjalankan kuliah daring sedang berlangsung.

"Selain kendala sinyal, ada kendala lain yaitu penyampaian materi," ungkapnya.

"Penyampaian materi kuliah materi kurang masksimal dibandingkan kuliah tatap muka. Misalkan kalau kuliah daring melalui chat atau aplikasi-aplikasi yang support untuk video call bersama dosen dan mahasiswa-mahasiswa lainnya, itu menurut saya itu kurang. Karena kan emang bawaan sinyal juga. Akibat dari kendala sinyal tersebut, penyampaian materinya juga jadi kurang maksimal " lanjutnya.

Tak hanya duka seperti kendala-kendala yang bermunculan pada saat kuliah daring. Mahasiswa juga bisa menikmati suka atau enaknya kuliah tanpa harus berpakaian rapih bahkan bisa sambil tiduran pada saat kuliah daring sedang berlangsung.

"Enaknya kuliah daring itu, kita bisa melakukannya semau kita," katanya.

"Maksudnya, kita bisa memposisikan diri kita semau kita. Misalnya, kita bisa melakukan kuliah daring sambil tiduran, makan, atau apapun itu sesuai keinginan kita. Menurut saya, itu enaknya dan mahasiswa tidak perlu repot untuk berangkat ke kampus dan tidak harus berpakaian rapih. Jadi lebih nyantai aja gitu," lanjutnya.

Suka dan duka yang dilalui oleh para mahasiswa pada saat menjalani kuliah online, sudah pasti memiliki dampak tersendiri bagi mereka. Dampak yang mungkin sangat dirasakan oleh mahasiswa adalah terbatasnya akses internet dan biaya untuk membeli kuota internet.

"Saya sih menyarankan untuk menyediakan akses internet gratis bagi mahasiswa, karena setiap mahasiswa pasti memiliki perekonomian yang berbeda. Dengan adanya internet gratis, sudah pasti akan memudahkan mahasiswa juga dan bisa jadi itu akan efektif," jelasnya.

"Harapan saya sih, semoga kuliah daring ini cepet selesai dan bisa kuliah tatap muka lagi. Karena bila kuliah daring terus berlanjut, tentu akan menguras biaya juga. Karena selain biaya kuliah yang terus lanjut, kita perlu pengeluaran extra untuk biaya kuota," ujarnya.

"Semoga pandemi cepat selesai dan bisa kembali kuliah normal," katanya.

Pemimpin Redaksi      : Salsa Devia

Redaktur Pelaksana    : Salza Nabila

Redaktur                     : Syonia Rahmadani

Reporter                      : Sarah Dwi Septiani

Dosen Pembimbing Mata Kuliah Media Online : Metha Madonna, S.Sos, M.I.Kom